Spektrum Gelombang Elektromagnet
Gelombang electromagnet merupakan perambatan kekuatan
medan listrik dan medan magnet yang berupa gelombang transversal. Kecepatan perambatannya tergantung
medium yang dilalui, dengan mengalami :
a.
Pemantulan
b.
Pembiasan
(refraksi)
c.
Penyerapan
(absorbsi)
Spektrum
gelombang electromagnet merupakan urut-urutan panjang gelombang pada gelombang
electromagnet dari yang terbesar sampai dengan terkecil:
a.
Gelombang
radio : LW, MW, SW, VHF.
b.
Gelombang
mikro : UHF
c. Sinar
Infra Merah (infra red)
d.
Sinar
yang tapat oleh mata
e. Sinar
ultra ungu (ultra violet)
f.
Sinar
X (rontgen)
g.
Sinar
gamma
Untuk tujuan diagnostic dan terapi, spektrum sinar
yang dipakai meliputi :
a.
Sinar
infra merah
b.
Sinar
ultra ungu
c.
Sinar
X atau rontgen
d.
Sinar
gamma
Sinar
infra merah merupakan gelombang electromagnet dengan panjang gelombang 7.700 –
4.000.000 Angstrom.
Panjang
gelombang yang pendek yaitu 7.700 – 150.000 Angstrom dapat dipakai untuk
pengobatan.
Bersifat
:
a.
Tidak
nampak
b. Panjang
gelombang lebih panjang daripada sinar merah
c.
Tenaga
panas besar
d.
Efek
kimia rendah
e.
Dapat
menembus awan
f.
Dapat
mengalami pemantulan
Kegunaan : memotret bumi dari satelit, menentukan
struktur molekul, pengobatan, dll.
Sumber : sinar matahari, lampu tertentu.
A.Sinar
Infra Merah
1.
Pengertian
dan sumber sinar infra merah
Sinar
infra merah bila dilihat dari susunan spektrum sinar (hertzian, inframerah,
merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu, ultra ungu/violet pigment, j.cosmic), terletak diantara
sinar merah hertzian. Dengan demikian defenisi sinar infra merah adalah
pancaran gelombang eletromagnetik dengan panjang gelombang 7.700-4 juta A.
Sinar
infra merah, selain berasal dari matahari, dapat pula diperoleh secara buatan dari
a.
Bantalan
listrik
Bantalan listrik lampu non inminous infra red, lampu pijar akan
mengeluakan sinar-sinar infra merah gelombang panjang, pendek dan sinar
visible.
b.
Carbon
pendek
Carbon pendek akan mengeluarkan sinar
infra merah yang disertai sinar visible
dan juga sinar ultra violet.
2. Fisika dasar
a.
Klasifikasi sinar infra merah
1.berdasarkan panjang gelombang
a. gelombang panjang (non
penetrating)
panjang gelombang diatas 12.000 A sampai
dengan 150.000 Ã…. Daya penetrasi sinar ini hanya sampai pada lapisan
superficial epidermis,yaitu sekitar 0,5mm.
b. Gelombang pendek (penetrating)
Panjang gelombang
antara 7.700-12..000 A.Daya penetrasi lebih dalam dari yang gelombang panjang,
yaitu sampai jaringan sub cutan kira-kira dapat mempengaruhi secara langsung
terhadap pembuluh darah kapiler,pembuluh limphe, ujung-ujung saraf dan jaringan
lain dibawah kulit.
2)
Berdasarkan tipe
a) Tipe A :
panjang gelombang 780-1500 mm, penetrasi dalam
b) Tipe B :
panjang gelombang 1.500-3.000 mm, penetrasi dangkal
c) Tipe C :
panjang gelombang 3.000-10.000mm, penetrasi dangkal
1
mm = 106 nm
1
Ã… = 10-7 mm
1
nm =
10 Ã…
b. Pancaran
sinar
Pancaran
cahaya
Tabel dibawah ini menunjukkan
persentase sinar –sinar yang dipancarkan dari berbagai macam lampu ultra
violet, termasuk sinar matahari.
Table 1 : prosentase sinar-sinar yang
dipancarkan
No
|
SUMBER
|
INFRA
MERAH
|
VISIBLE
|
ULTRA
VIOLET
|
1
|
Sinar
matahari
|
20.000-7.700A
80%
|
7.700-3.900
A 13%
|
3.900-2.900
A
7%
|
2
|
Plain
carbon are
|
20.000-7.700
A
85%
|
7.700-
3.900 A 10%
|
3.900-2.900
A
5%
|
3
|
Air-cooled
mercury vapour lamp
|
20.000-7.700
A
52%
|
9.000-3.900
A 20%
|
3.900-2.900
A
28%
|
4
|
Kromayer
lamp
|
Diabsorbsi
air
|
6.000-3.900
A 40%
|
3.900-1.849
A
60%
|
c. Daya
penetrasi sinar
d..Hukum-hukum penyinaran
1). Hukum pemantulan
Suatu sinar yang mengenai permukaan suatu benda ada kemungkinan
dipantulkan kembali.pemantulan ini banyak tergantung kepada keadaan permukaan
benda yang dikenai sinar tersebut. Makin mengkilap dan halus permukaan suatu
benda, makin banyak memantulkan sinar , begitu pula warna yang dikenai semakin
putih semakin banyak sinar yang dipantulkan. Fenomena ini perlu diperhatikan
terutama dalam membuat lampu-lampu, dimana kita dilengkapi dengan reflector
sebagai pemantul sinar, maka sinar yang arahnya menjauhi benda akan terpantul
menuju kearea yang disinari, sehingga meningkatkan intensitas sinar.
Hukum pemantulan :
a).Sinar
datang = sinar pantul
sudut datang adalah sudut yang
dibentuk oleh sinar datang dan garis normal, begitu pula sudut yang dibentuk
oleh sinar pantul dan garis normal.
Untuk setiap peristiwa pemantulan , kedua sudut tersebut besarnya sama.
b).
Sinar yang datang dari fokus
suatu cermin cekung akan dipantulkan sejajar dengan sumbu utama dari cermin
cekung tersebut.
c). sinar
yang melewati sumbu utama akan dipantulkan kembali lewat sumbu utama pula.
Dengan mengetahui hukum-hukum pemantulan tersebut,
maka dapat dibuat suatu reflektor
sedemikian rupa, sehingga sinar-sinar akhirnya akan terpantul sejajar dengan
sumbu utama. Bentuk reflektor
yang setengah bola , sumber sinar ditempatkan tepat pada titik fokusnya, sedang
uang berbentuk parabola sinar tadi perlu dipantulkan dua atau tiga kali sebelum
akhirnya keluar
dengan sumbu utama.bentuk reflector terakhir ini yang banyak sekali digunakan.
Disamping perlu memperhatikan bentuk
reflektor, maka bahan
atau cat yang dipakai pada permukaan reflector bagian dalam perlu pula
diperhatikan. Bahan pelapis permukaan dalam reflektor ini mempunyai daya pantul yang
berlainan.
2).Hukum pembiasan
Jika seberkas medium satu jatuh ke
medium lain, maka diantara yang ada dipatahkan atau di biaskan. Derajat
pembiasan yang terjadi tergantung dari berat jenis media asal sinar dan berat
jenis media dimana sinar tersebut jatuh. Sinar yang jatuh dari media dengan berat
jenis rendah (kerapatan renggang), ke media
yang mempunyai berat jenis tinggi (kerapatan padat), maka sinar akan dibiaskan
mendekati garis
normal, begitu pula sebaliknya. Besar kecilnya sudut pembiasan ditentukan oleh
indeks bias dari masing-masing medium.
3). Hukum kuadrat terbalik
Hukum ini menyatakan hubungan antara
intensitas penyinaran terhadap jarak penyinaran dan waktu penyinaran. Jikalau
pada jarak yang berlainan disinarkan sejumlah sinar pada waktu yang sama, jelas
bahwa yang mempunyai jarak yang lebih dekat akan lebih besar intensitas
penyinarannya dan pengaruh yang terjadi semakin besar. Ini akan sama halnya
kalau kita membaca buku
dengan mendapatkan sinar cukup akan tampak huruf-hurufnya dengan jelas, tetapi
makin kita jauhkan jarak sumber sinar terhadap buku tadi, maka sinar akan kurang cukup dipantulakan oleh buku
tadi,sehingga stimulus kepada retina mata juga berkurang, maka hurufnya tidak
akan tampak dengan jelas. Didalam penggunaan klinis, bila dilakukan penyinaran
maka hubungan antara
factor-faktor jarak dan waktu penyinaran,makin singkat waktu yang diperlukan
dan sebaliknya. Untuk ini berlaku hukum kuadrat jarak terbalik yang berbunyi
sebagai berikut :” intensitas penyinaran selalu akan berbanding terbalik dengan jarak baru yang dikehendaki”.
4).
Hukum penyerapan / hukum grotthus
Hukum grotthus menyatakan bahwa
“supaya terjadi suatu pengaruh atau efek-efek terhadap suatu benda yang kena
sinar , maka sinar tadi harus diabsorbsi oleh benda tali.
5). Quantum energi dari planck
Energi cahaya atau energi gelombang elektromagnetik yang
dipancarkan atau diserap oleh benda adalah pekat-pekat energi atau kuantum yang besarnya berbanding lurus dengan frekuensinya.
e. Macam
generator Infra Merah dam mekanisme kerja
1)
Generator
Infra merah
Generator infra merah pada dasarnya
dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu :
a)
Non
luminous
Non Luminous hanya mengandung infra merah
saja, sedang luminous generator disamping infra merah juga sinar visible dan
ultra violet. Oleh karena itulah maka pengobatan dengan non luminous generator
sering disebut dengan “infra red radiaton”
b)
Luminos
generator
Pengobatan dengan luminous generator
sering disebut dengan “Radiant Heating”. Isitilah tersebut sebetulnya kurang
tepat, oleh karena kedua-duanya mengandung prosentase infra merah yang paling
banyak bila di banding dengan sinar-sinar yang lainnya.
Mekanisme Kerja Lampu IR
a).Non luminous generator
Struktur lampu
(1) Terdiri dari kawat penghantar yang
dililitkan pada bahan isolator, misalnya porselin atau fireclay, seperti halnya struktur yang dipakai pada
elektrik radiator.Jika arus listrik dialirkan pada kawat penghantar tersebut
sehingga menjadi panas
akan memancarkan sinar infra merah. Pada keadaan ini porselin atau fireclay
juga ikut panas. Disamping sinar infra merah juga terdapat sinar visible. Jika
panasnya sudah mencapai titik optimum, kawat tadi akan tampak berwarna merah (red-hot),
sehingga lampu ini sebetulnya tidak murni jenis non-luminousnya.
(2) Tipe kedua dari lampu ini mirip
dengan tipe ke satu hanya ditambahkan plate
tipis yang terbuat
dari bahan fireclay sebagai penutup, sehingga lilitan kawat penghantar tidak
tampak dari luar. Plate fireclay di cat hitam, dengan maksud mengurangi
pancaran sinar visible.
(3) Type ketiga dari sistem generator ini ialah suatu fireclay
yang didalamnya berisi graphited red ( berfungsi sebagai kawat penghantar),
yang kemudian dialiri arus listrik. Arus listrik tersebut akan memanasi kawat
penghantar, kemudian secara konduksi memanasi firecly, dan akhirnya permukaan
firecly akan memancarkan sinar infra
merah.
Ketiga tipe lampu tersebut dilengkapi dengan reflektor yang berbentuk spherical atau
parabola, dimana sumber sinar infra merah tadi ditempatkan pada fokusnya.
Reflektor tadi dihubungkan dengan standart lampu dan dilengkapi dengan
sekrup-sekrup, sehingga arah reflektor
dapat diatur sedemikian rupa, begitu juga tinggi rendahnya lampu dapat diatur.
Untuk semua jenis lampu non-luminous diperlukan waktu pemanasan (bagi kawat
penghantar dan fireclay), sehingga semua elemen tersebut seluruhnya menjadi
panas dan intensitasnya mencapai maksimal. Waktu pemanasan kira-kira 5 menit, atau tergantung
dari jenis lampunya.
Non Luminous generator akan
memproduksi sinar infra merah dengan panjang gelombang sekitar 7.700-150.000 A
atau kurang dari batas ini, apabila
sinar vivible ikut dipancarkan. Pancaran yang maksimum sekitar 40.000 A. Generator yang
kecil mempunyai kekuatan
500 watt, sedang yang besar mencapai 750 watt s/d 1.500 watt.
Arus listrik AC masuk ke lilitan
lewat penghantar pada bahan isolator ( fireclay, porselin), maka akan terjadi
lucutan pada lilitan kawat akan menimbulkan panas, dan panas akan membuat
firecly menjadi panas, karena firecly mampu menyimpan panas yang tinggu, panas
akan menimbulkan gelombang elektromegnetik, yang mempunyai panjang gelombang
sekitar 7.700-150.000 A. Pancaran yang menuju ke samping di tangkap oleh
reflector di arahkan
sejajar (ingat hukum
pemantulan).
b)
Luminous
generator
Sinar yang dihasilkan dari luminous
generator dihasilkan oleh satu atau lebih incandescent lamp ( lampu pijar).
Struktur lampu pijar terdiri dari filament yang terbuat dari bahan kawat
tungsten atau carbon yang dibungkus dalam gelas lampu, dimana didalamnya dibuat
hampa udara, atau diisi dengan gas tertentu dengan tekanan rendah. Dipilih
bahan tungsten atau carbon sebab sangat
tahan terhadap pemanasan dan pendinginan yang berulang-ulang. Pengeluaran udara
dalam bolam dimaksudkan untuk menghindari oksidasi dari filament tersebut. Jika
oksidasi terjadi maka produk oksidasi akan menempel pada permukaan dalam diri
bolam sehingga akan menghalangi pancaran sinarnya.
Lampu ini mempuyai kekuatan yang
bermacam-macam mulai dari 60 watt sampai 1.000 watt. Penggunaan lampu dengan
watt yang besar untuk tujuan pengobatan sebenarnya banyak mengandung bahaya,
yaitu apabila terjadi kecelakaan dimana gelas bolam pecah, maka hal ini dapat
menimbulkan kerusakan kulit yang hebat karena panas. Untuk mencegah bahaya
tersebut, maka diperlukan anyaman kawat yang diletakkan di depan lampu
tersebut. Generator ini mengeluarkan sinar infra merah, sinar visible dan
sebagian kecil ultra violet. Panjang gelombang yang dihasilkan berkisar antara
3.500 – 40.000
A. Diantara panjang gelombang ini yang paling padat terdapat pada sekitar 10.000
A.
Lampu pijar ini dilengkapi dengan
reflektor yang
bermacam-macam diantaranya adalah yang berbentuk sebagai “Tunnel” (terowongan).
Di dalam tunnel ini dibagian atasnya dipasang sejumlah lampu-lampu dalam bentuk
semisirculair dengan kekuatan 60 watt. Seluruh lampu dihubungkan dalam satu
sirkuit sehingga sekali di on kan seluruhnya dapat menyala. Bentuk reflector
demikian biasanya digunakan untuk pengobatan secara general misalnya pengobatan
seluruh punggung atau perut dan kaki. Reflektor bantuk lain yaitu berbentuk
parabola dengan satu bolam didalamnya dengan kekuatan yang bermacam-macam pula
yaitu : 60 watt, 150 watt, 300 watt atau lebih.
Lampau-lampu bentuk terakhir ini
biasanya digunakan untuk pengobatan daerah siku, angkle atau tangan. Pemanasan
seluruh tubuh dibuat reflektor bentuk
kabinet, sehingga sekaligus seluruh tubuh dapat dipanaskan. Lampu-lampu
tersebut sebagian dilengkapi pula dengan filter atau kaca panyaring misalnya
kaca merah, hal ini dimaksudkan untuk mengabsorbsi sinar visible dan sinar
ultra violet.
Sumber IR dan incadendencent lamp (
lampu pijar) adalah adanya lucutan pendek pada kawat tungsten dalam ruangan
hampa udara, sehingga tidak terjadi oksidasi. Lucutan pendek menimbulkan panas
dan cahaya panas akan menimbulkan gelombang elektromagnetik yang mempunyai panjang gelombang
antara 3.500 – 40.000 A atau sinar infra merah.
3.
Efek Fisiologis dan Terapeutik sinar infra merah
a.
Efek
Fisiologis
Pengaruh fisiologis sinar infra
merah, jika sinar infra merah diabsorbsi oleh kulit, maka panas akan timbul
pada tempat dimana sinar tadi diabsorbsi. Infra merah yang bergelombang pendek
(7.700 A - 12.000 A) penetrasinya sampai
pada Lapisan dermis atau sampai ke lapisan di bawah kulit, sedang yang bergelombang
panjang (diatas 12.000 A) penetrasinya hanya sampai pada superficial epidermis.
Dengan adanya panas ini temperature
naik dan pengaruh-pengaruh lain akan terjadi. Pengaruh tersebut antara lain :
1.
Meningkatkan
proses metabolisme
Seperti telah dikemukakan oleh hokum
Vant Hoff bahwa suatu reaksi kimia akan dapat dipercepat dengan adanya panas
atau kenaikan temperatur akibat pemanasan. Proses metabolisme terjadi pada
lapisan amperficial kulit akan meningkat sehingga pemberian oksigen dan nutrisi kepada jaringan lebih diperbaiki bagitu juga pengeluaran
sampah-sampah pembakaran.
2.
Vasodilatasi
pembuluh darah
Dilatasi pembuluh darah kapiler dan
arteriolase akan terjadi segera setelah penyinaran, sehingga kulit akan segera
tampak kemerah-merahan tetapi tidak merata, berkelompok-kelompok atau seperti
bergaris-garis. Keadaan ini sebenarnya merupakan reaksi tubuh terhadap adanya sinar panas tadi dan dengan reaksi
peradangan. Kulit yang mengadakan reaksi dan berwarna kemerah-merahan ini
disebut erythema. Erythema ini disebabkan oleh adanya energi panas yang
diterima ujung-ujung syaraf sensoris yang kemudian mempengaruhi mekanisme
pangatur panas (heat regulating mechanism). Untuk ini mekanisme vasomotor
mengadakan reaksi dengan jalan pelebaran pembuluh darah sehingga sejumlah panas
dapat diratakan keseluruh jaringan lewat sirkulasi darah. Dengan sirkulasi
darah yang meningkat ini, maka pemberian nutrisi dan oksigen kepada jaringan
akan ditingkatkan, dengan demikian kadar sel darah putih dan anti body di dalam jaringan tersebut akan
meningkat. Dengan demikian pemeliharaan jaringan menjadi lebih baik dan
perlawanan terhadap agen penyebab proses radang juga semakin baik.
3.
Pigmentasi
Penyinaran yang berulang-ulang dengan
sinar infra merah akan dapat menimbulkan pigmentasi pada tempat yang disinari.
Hal ini dapat dilihat misalnya pada kulit kaki yang sering mendekat pada api
pada musim dingin. Pigmentasi yang terjadi oleh karena sinar infra merah
bentuknya berkelompok dan tidak merata.. Hal tersebut disebabkan oleh karena
adanya perusakan pada sebagian sel-sel darah merah ditempat tersebut.
4.
Pengaruh
terhadap urat syaraf sensoris.
Mild heating (pemanasan yang ringan)
mempunyai pengaruh sedatif terhadap ujung-ujung urat syaraf sensoris, sedang
pemanasan yang keras justru dapat menimbulkan iritasi. Iritasi ini lebih jelas
bila digunakan generator luminous dibandingkan dengan generator non luminous.
Hal ini disebabkan oleh pengaruh
sinar ultra violet yang terkandung didalamnya.
5.
Pengaruh
terhadap jaringan otot
Kenaikan temperature disamping
membantu terjadinya relaksai juga akan meningkatkan kemampuan otot untuk berkontraksi (ingat fisiologi
otot). Spasme yang terjadi akibat penumpukan asam susu (asam laktat) dan
sisa-sisa pembakaran lainnya dapat dihilangkan dengan pemberian pemanasan. Hal
ini dapat terjadi, mungkin oleh karena pemanasan akan mengaktifkan terjadinya
pembuangan sisa-sisa hasil metabolisme. Sedangkan keadaan spastis (akibat
kerusakan upper motor neuron) apabila diberikan penyinaran hanya akan diperoleh
relaksasi yang bersifat temporer (sementara)
6.
Destruksi
jaringan
Penyinaran bisa terjadi apabila
penyinaran yang diberikan menimbulkan kenaikan temperature jaringan yang cukup
tinggi dan berlangsung dalam waktu yang lama sehingga diluar toleransi jaringan
penderita.
7.
Menaikkan
temperatur tubuh
Penyinaran yang luas yang berlangsug
dalam waktu yang relative cukup lama dapat mengakibatkan kenaikan temperature
tubuh. Hal ini dapat terjadi oleh karena penyinaran akan memanasi darah dan
jaringan yang berada di daerah superficial kulit, panas ini kemudian akan
diteruskan ke seluruh tubuh ( kebagian-bagian yang lain) dengan cara konduksi
dan konveksi. Sebagai kelanjutan
dari proses ini,maka disamping terjadi pemerataan panas, juga akan terjadi
penurunan tekanan darah sistemik dapat terjadi penurunan tekanan darah sistemik
oleh karena adanya panas akan merangsang Pusat Pengatur Panas Tubuh untuk
meratakan panas yang terjadi dengan jalan timbul dilatasi yang bersifat
general, vasodilatasi ini akan mengakibatkan tahanan perifer menurun. Penurunan
tahanan perifer akan diikuti dengan penurunan tekanan darah sistemik.
8.
Mengaktifkan
kerja kelenjar keringat
Pengaruh rangsangan panas yang dibawa
ujung-ujung syaraf sensoris dapat mengaktifkan kerja kelenjar keringat, di
daerah jaringan yang diberikan penyinaran/pemanasan. Jika pemanasan diberikan
di daerah yang luas (secara general) maka keluarnya keringat akan merata di
seluruh tubuh. Pengeluaran keringat ini kalau
berlebihan (hiperproduksi) bisa menimbulkan dehidrasi dan gangguan
keseimbangan elektrolit tubuh. Untuk mencegah agar hal ini tidak terjadi, maka
sebaiknya bagi penderita yang mendapatkan penyinaran general diberi minum yang
cukup yang mengandung garam dapur.
b.
Efek
Terapeutik
Pengaruh
terapeutik dari sinar infra merah, secara garis besar dapat disebutkan sebagai
berikut :
1) Relief
of pain ( mengurangi / menghilangkan rasa sakit)
Penyinaran sinar infra merah
merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengurangi atau menghilangkan rasa
nyeri. Ada beberapa pendapat mengenai mekanisme pengurangan rasa nyeri ini,
yaitu :
a)
Apabila
diberikan mild heating, maka pengurangan rasa nyeri disebabkan oleh adanya efek
sedative pada superficial nerve ending (ujung-ujung syaraf sensoris
superfisial)
b)
Apabila
diberikan stronger heating, maka akan terjadi counter irritation yang akan
menimbulkan pengurangan rasa nyeri.
c)
Rasa
nyeri ditimbulkan oleh karena adanya akumulasi sisa-sisa hasil metabolisme yang
disebut zat “P” yang menumpuk di jaringan. Dengan adanya sinar infra merah
yang memperlancar sirkulasi darah, maka
zat “P” juga akan ikut terbuang, sehingga rasa nyeri berkurang / menghilang.
d)
Rasa
nyeri bisa juga ditimbulkan oleh karena adanya rasa pembengkakan, sehingga
pemberian sinar infar merah yang dapat mengurangi pembengkakan, juga akan
mengurangi rasa nyeri yang ada.
2) Muscle
relaxation (relaksasi otot)
Seperti diketahui bahwa relaksasi
akan mudah dicapai bila jaringan otot tersebut dalam keadaan hangat dan rasa
nyeri, dapat juga menaikkan suhu / temperature jaringan, sehingga dengan
demikian bisa menghilangkan spasme otot dan membuat relaksasi.
3) Increased
blood supply (meningkatkan suplai darah)
Adanya kenaikan temperature akan
menimbulkan vasodilatasi, yang akan menyebabkan terjadinya peningkatan darah ke jaringan setempat, hal ini terutama
terjadi pada jaringan superficial dan efek ini sangat bermanfaat untuk
menyembuhkan luka dan mengatasi infeksi dijaringan superficial. Dengan demikian
maka sinar infra merah ini sangat membantu meningkatkan suplai darah ke
jaringan-jaringan yang diobati.
4) Menghilangkan
sisa-sisa hasil metabolisme ( Elimination of Waste Products)
Penyinaran di daerah yang luas akan
mengaktifkan glandula gudoifera (kelenjar keringat) di seluruh badan, sehingga
dengan demikian akan meningkatkan pembuangan sisa-sisa hasil metabolisme
melalui keringat. Pengaruh ini sangat bermanfaat untk kondisi-kondisi
arthritis, terutama yang mengenai banyak sendi.
4. Aplikasi
a.
Metode
Aplikasi
Pada dasarnya metode pemasanan lampu
diatur sedemikian rupa sehingga sinar yang berasal dari lampu jatuh tegak lurus
terhadap jaringan yang diobati, baik itu untuk lampu luminous maupun non
luminous. Jarak penyinaran untuk lampu non luminous antara 450 cm, sedangkan
untuk lampu luminous antara 35-45 cm. Jarak ini bukanlah merupakan jarak yang
mutlak, karena masih dipengaruhi oleh toleransi penderita atau besarnya watt
lampu.
b.
Prosedure
Aplikasi
1)
Persiapan
Alat
Perlu dipersiapkan alat serta
pemeriksaan alat antara lain meliputi kebelnya, jenis lampu, besarnya watt.
Pada umumnya generator non luminous diperlukan waktu pemanasan sekitar 5 menit.
Untuk pengobatan lokal biasanya menggunakan reflector
berbentuk parabola yang di dalamnya hanya ada 1 bolam.Sedangkan untuk general
(misalnya punggung) dengan menggunakan beberapa lampu yang di pasang pada
reflector semi sekuler.
2)
Persiapan
penderita
Posisi penderita diatur seenak (confortable) mungkin
disesuaikan dengan daerah yang diobati. Posisinya bisa duduk, terlentang, atau
tengkurap. Daerah yang diobati bebas dari pakaian serta perlu dilakukan test
sensibilitas terhadap panas dan dingin. Test ini bisa dilakukan dengan
menggunakan tabung berisi air hangat dan dingin. Bila terjadi gangguan
sensibili panas dan dingin pada daerah tersebut, maka pengobatan dengan infra
merah
3)
Pengaturan
dosis ( pelaksanaan)
Pada penggunaan lampu luminous jarak
antara 45-60 cm, Sinar diusahakan tegak lurus dengan daerah yang diobati serta
waktu antara 10-30 menit. Pada penggunaan lampu luminous jarak lampu 35-45 cm.
Sinar diusahakan tegak lurus, waktu antara 10-30 menit disesuaikan dengan
kondisi penyakitnya.
4)
Evaluasi
Hal ini bisa dilakukan penyinaran
dengan sinar infra merah dan juga saat penyinaran, apakah ada rasa panas
terlalu tinggi atau, terlalu banyak keringat keluar, hal ini harus dihindarkan.
Apabila waktu pengobatan selesai
perlu dievaluasi lagi dan dibandingkan dengan keadaan sebelumnya.
c.
Pemeliharaan
lampu
1)
Kontrol
kabel bila ada yang lecer / terbuka
2)
Bila
membersihkan alat dari debu jangan sampai menimbulkan getaran pada ferecly,
lampu pijar, karena dapat menimbulkan kerusakan.
3)
Setelah tidak dipakai lagi tempatkan pada tempat yang
aman, jangan sampai mengganggu dalam memberikan layanan fisioterapi
5.
Indikasi, Kontra Indikasi dan Bahaya-bahaya Yang Harus Diperhatikan
a.
Indikasi
dari Sinar Infra Merah
1)
Kondisi
peradangan setelah sub-acute : kontusio, mucle strain, mascle sprain, trauma
sinovitis.
2)
Arthritis
: Rheumatoid Arthritis, osteoarthritis, myalgia, lumbago, neuralgia, neuritis.
3)
Gangguan
Sirculasi Darah : Thrombo-angitis obliterans, tromboplebitis, Reynold,s
disease.
4)
Penyakit
kulit : Folliculitis, furuncolosi, wound.
5)
Persiapan
exercise dan massage.
b.
Kontra
Indikasi
1)
Daerah
dengan insufisiensi pada darah
2)
Gangguan
sensibilitas kulit
3)
Adanya
kecendrungan terjadinya perdarahan
4)
Gangguan
komunikasi karena tidak bisa mengantarkan dingin dan panas
5)
Demam
6)
Penyinaran
pada mata secara langsung tidak boleh diberikan dapat menimbulkan katarak /
konjugatif
7)
Infeksi
akut ( TBC, Kanker / Tumor)
8)
Jaringan
yang masih baru ( luka bakar)
c.
Bahaya-bahaya
1)
Luka
bakar (burn)
Infra merah dapat menimbulkan
superficial heat burn yaitu kebakaran karena panas yang terjadi pada daerah
superficial epidermis. Warna merah yang nyata dan bergaris-garis, kadang-kadang
disertai adanya blister sewaktu atau sesudah pengobatan.
2)
Electric
shock
Ini hanya bisa terjadi apabila terdapat
kabel penghantar yang terbuka dan tersentuh oleh penderita.
3)
Meningkatkan
keadaan gangren
Pada keadaan defective arterial blood
supply, dengan pemberian penyinaran infra merah justru akan membahayakan yang
bersangkutan.
4)
Headache
Yaitu suatu perasaan pusing setelah
penyinaran infra merah
5)
Faintness
Disini penderita menjadi pingsan atau tidak sadar
secara tiba-tiba
6)
Chill
atau menggigil
Keadaan ini jarang dijumpai di daerah
tropis.
7)
Kerusakan
pada mata
Sinar infra merah akan merupakan
predisposing terjadinya cataract pada mata.
2 comments:
Bang Iwan,
Mohon infonya . . . :
Alat untuk mengukur intensitas cahaya lampu = luxmeter
Alat untuk mengukur intensitas cahaya matahari = solarmeter
Kalau . . .
Alat untuk mengukur intensitas cahaya infrared = apa yaa . . . ?
syukran,
bahtiar@gmail.com,Phone/SMS/WA : 081328484289
maaf ,,baru sy lihat pesan anda,,
materi yang sy tuliskan merupakan alat yang sdh memiliki daya tertentu unt menghasilkan cahaya infra merah, sy blm membaca pasti alat portabel unt mengukur intensitas cahaya infra merah,namum beberapa tulisan menyebutkan spektrofotometer dapat mengukur jumlah cahaya pada panjang gelombang tertentu yang melewati sebuah materi. Pengukuran jumlah cahaya didasarkan atas interaksi antara materi dengan cahaya yang ditempatkan. Dalam spektrofotometer cahaya bisa berupa inframerah, ultra violet, dan cahaya tampak, sedangkan materinya berupa atom dan molekul (biasanya dari bahan kaca atau kuarsa). kuarsa (quartz) adalah mineral yang terdiri dari SiO2 dan bening seperti kaca
semoga bermanfaat.
Post a Comment