PayPal

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

Thursday, April 5, 2012

SUMBER FISIS

BAB I PENDAHULUAN
Sumber fisis di dalam lingkup fisioterapi merupakan suatu rangkaian dari stresor-stresor fisis yang dipakai dalam metodologi intervensi fisioterapi. Untuk mempelajari sumber fisis yang sangat komplek dan dinamis ibarat mempelajari akar-akar dan daun-daunan di hutan belantara yang akan menghasilkan ilmu tentang akar-akar dan daun, tetapi yang kabur hubungannya dengan hutan belantara itu sendiri. Ilmu yang didapat tadi menjadi satu ilmu yang sempit, yang tidak lagi menggambarkan kenyataan hutan belantara yang terdiri dari ribuan pohon-pohon beragam-ragam yang mempunyai akar-akar dan daun-daunan. Demikian pula dalam mempelajari sumber fisis yang merupakan satu kelompok metodologi intervensi fisioterapi, tanpa mempelajari filsafat ilmu, orang akan terhempas pada premis/praduga sehingga ilmu hanyat didalamnya dan tak mampu lagi menilai dan menganalisis bagaimanakah kenyataan yang dinamakan dasar ilmu yang didekati ilmu tadi, kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangan ilmu alternative hanya dalam usaha mencari pendekatan yang senyatanya ini. Karena itu yang paling penting dalam mempelajari sumber fisis yang dipakai sebagai salah satu metedologi intervensi fisioterapi ditekankan pada filsafat ilmu fisika dasar sumber fisis sebagai suatu stressor yang di tujukan pada spesifikasi obyek yang dituju ( sel, jaringan, organ dan system tertentu ), yang akan menimbulkan reaksi tertentu pula sesuai dengan respon yang dikehendaki, sehingga disebut dasar ilmu. Karena layanan fisioterapi selalu mengikuti perkembangan ilmu dibidang kesehatan sebagai suatu profesi yang bertanggung jawab atas kesehatan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan ikut menentukan tercapainya masyarakat produktif demi keberhasilan pembangunan nasional.

Berdasarkan paradikma ilmu pengetahuan dan dasar ilmu fisioterapi, maka ilmu itu sendiri mempunyai tiga kelompok pengertian, yaitu :
1. ilmu sebagai suatu proses segala dinamika yang dasarnya logika ( rasionalisme ), faham inidalam menentukan suatu kajian (proses fisioterapi ) selalu didasarkan pada perhitungan argumentasi yang logis dan kriris ( positivisme ). Sedangkan hukum yang dihasilkan oleh positivisme didasarkan hipotesa dipakai didalam penegakkan diagnosis fisioterapi/pemeriksaan fisioterapi.
2. ilmu sebagai produk Ilmu sebagai produk berupa teas-tesa hasil logika imperika yang menjurus pada permasalahan obyek studi, contoh : ilmu kimia, ilmu fisika, yang juga dipakai sebagai landasan pada dasar ilmu sumber fisis. Pada hakekatnya ilmu sebagai produk selain berupa tesa-tesa juga ilmu diskriptif dan norma terapan normative, yakni merupakan kesepakatan yang digunakan untuk kesejahteraan manusia sesuai dengan budaya yang lahir dari karsa ( etika, moral, aspirasi, kekayakinan ), ataupun rasa ( seni, etika, dsb ). Lebih jauh lagi disesuaikan dengan strategi kelangsungan hidup suatu bangsa. Sehingga didalam mengaplikasikan metodologi fisioterapi selalu didasarkan pada bahaya-bahaya yang harus dihindari dan disesuaikan dengan sifat dari stresor-stresor fisis yang digunakan.
3. ilmu sebagai masyarakat Pada dasarnya ilmu sebagai masyarakat yang hakekatnya di harapkan adalah masyarakat yang dapat mengaplikasikan/mengetrapkan nilai-nilai hasil interaksi pemikiran yang kritis yang bersifat skeptis. Pada pembahasan sumber fisis ini pada dasarnya mencari dasar ilmu sumber fisis itu sendiri yang akan di pakai sebagai suatu stresor dan mencari respon dari reaksi yang terjadi apabila stresor tadi ditujukan pada obyek tertentu ( sel, jaringan, organ dan sistem ), sehingga didapatkan efek yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dengan demikian tujuan pemberian layanan fisioterapi yang berdasarkan obyek formal kapasitas fisik dan kemampuan fungsional dapat dicapai yang meliputi cakupan bagi fisioterapi medik; fisioterapi olah raga, fisioterapi kesehatan kerja, fisioterapi usia lanjut dan fisioterapi tumbuh kembang anak.

Dengan demikian sesuai dengan tujuan dan dasar ilmu fisioterapi maka pembahasan sumber fisis mencakup : 1. Dasar-dasar sumber fisis yang akan membahas fisika dasar sumber fisis dari sinar, zat cair-gas, bunyi, teori partikel zat dan listrik dan konsep Dasar sumber fisis yang akan membahas jenis stimulasi/stresor, efek stimulasi fisis, interaksi refleks dan rangsangan elektris.
2. Metodologi fisioterapi dengan menggunakan sinar infra merah, sinar ultra violet dan sinar laser.
3. Metodologi fisioterapi dengan menggunakan zat cair/gas.
4. Metodologi fisioterapi dengan menggunakn ultra sonic/gelombang suara.
5. Metodologi fisioterapi dengan menggunakan listrik yang akan membahas rangsang elektris dengan arus searah dengan arus faradic, rangsang dengan arus diadinamik dan arus interferensi dan arus frekuansi tinggi. Sehubungan dengan hal tersebut diatas masih perlu mencari dasar ilmu yang selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, sehingga peran, fungsi dan bentuk pelayanan fisioterapi sesuai dengan model layanan yang berdasarkan pada rangka konsep profesi serta tubuh pengetahuan teori fisioterapi. Dengan demikian cirri ke profesian professional fisioterapi selalu berdasarkan dinamisasi ilmu sesuai dengan paradikma dan dasar ilmu fisioterapi.